Langsung ke konten utama

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

 

 

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

 

 

 

 


 

 

  

Disusun Oleh :

Rizki Hikmatiar

(21118041)

Hari,Tanggal : Sabtu, 6 April 2019

 

 

 

TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SERANG RAYA

2019

  

 

DAFTAR ISI

 

                           BAB    I     PENDAHULUAN

                                        1.1   Latar Belakang

                                        1.2   Tujuan

 

                             BAB   II    TINJAUAN PUSTAKA

                                       2.1   Larutan

                                       2.2   Sifat larutan

                                       2.3   Konsentrasi

                                       2.4   Pembuatan larutan

                                       2.5   Pengenceran

                                       2.6   Pencampuran

 

                            BAB   III   METODOLOGI PERCOBAAN

                                      3.1   Alat

                                      3.2   Bahan

                                      3.3   Prosedur percobaan

 

                           BAB   IV   HASIL DAN PEMBAHASAN

                                      4.1   Hasil Pengamatan

                                      4.2   Hasil Perhitungan

                                      4.3   Pembahasan

 

                           BAB    V    PENUTUP

                                      5.1   Kesimpulan

 

                            DAFTAR PUSTAKA

  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Umumnya proses kimia berlangsung dalam larutan. Larutan merupakan suatu yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya. Biasanya reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam  larutan kelangsungan antara dua komponen di dalamnya. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar di sebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit di sebut zat terlarut atau solute larutan biasanya terdiri dari dua zar terlarut atau lebih yang homogen, larutan juga sangat penting dalam industri karena hampir semua proses yang dilakukan dalam industri menggunakan larutan.

Pembuatan larutan biasanya dilakukan dengan cara mencampurkan antara bahan cair dan padat dengan konsentrasi tertentu. Bahan cair sebagai pelarut dan bahan padat sebagai zat yang terlarut sampai homogen. Sedangkan pengenceran biasanya dilakukan dengan mencampurkan larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan menambah pelarut (cairan pekat asam organik dan cairan pekat organik) agar di peroleh volume akhir yang lebih besar.

Salah satu kegiatan dasar yang dilakukan di laboratorium yaitu pembuatan dan pengenceran larutan. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan di laboratorium. Untuk mrnyatakan kepekaan atau konsentrasi  suatu larutan dapat dilakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya untuk memperkecil konsentrasi suatu larutan maka di lakukan pengenceran dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu melalui praktikum ini mahasiswa juga di perkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan dan pelarut, serta tingkat bahaya dari masing-masing larutan. Sangat penting bagi mahasiswa untuk mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sebab ini merupakan hal yang penting dasar dalam praktikum aplikasi teknologi laboratorium, juga sebab pada kenyataannya tidak semua mahasiswa mampu menguasai cara untuk membuat suatu larutan dan cara melakukan pengenceran yang baik dan benar.

Berdsarkan hal di atas maka di lakukan praktikum mengenai pembuatan dan pengenceran larutan agar praktikum mengerti cara membuat suatu larutan dan mengencerkan larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam berbagai cara antara lain : molaritas, molalitas, normalitas,persen massa,persen volume,persen berat/volume dan part/million.

1.2   Tujuan

1.     Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.

2.     Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1   Larutan

Larutan di definisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagai kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian solute besar. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solfent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut.

Pada umumnya zat yang di gunakan sebagai pelarut adalah air (H2O) selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan.

  • Larutan gas di buat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
  • Larutan cairan di buat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adalah air. Maka larutan di sebut larutan berair.
  • Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya.

Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu di sebut larutan jenuh sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang di jumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak dari pada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperatur tersebut. Larutan yang demikian di sebut larutan lewat jenuh banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu pelarut dalam temperatur konstan di sebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperatur dan tekanan. Meskipun larutsn dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya pembuatan larutan.

 

2.2   Sifat larutan

Faktor-faktor yang mempengaruhi larutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis pengaruh kompleks dll.

Sifat   : 

  • Tidak ada bidang atas antar komponen-komponen penyusunya
  • Antara partikel solvent dan solute tidak dapat di bedakan
  • Komponen yang paling banyak sebagai pelarut. Jika larutan berbentuk cair, maka air yang di anggap sebagai pelarut
  • Komposisi di seluruh bagian adalah sama

2.3   Konsentrasi

Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut. Dinyatakan dalam suatu volume (berat mol) jumlah zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandngan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Berdasarkan hasil ini muncul-muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu : mol, molaritas, molalitas, normalitas, persen volume, persen berat, fraksi mol, ppm dan ppb. 

Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara :

1. mol

           n = berat zat(g) berat molekul relatif (Mr)

2. molaritas 

           M = mol zat terlarut (mol) volume larutan (L)

3. molalitas

           m = mol zat terlarut (mol) berat larutan (kg)

4. Normalitas

           N = mol zat terlarut + ekivalen (eq)  / Volume larutan

5. % berat (b/v) atau (w/v)

          % w/v = berat zat terlarut (g) 100 ml larutan  x 100%

6. %volum (v/v)

          % v/v = Volume zat terlarut (ml) 100 ml larutan  x 100%

7. Fraksi mol

             x = mol zat terlarut (mol) mol zat terlarut (mol) + mol zat pelarut (mol)

8. Ppm

          Ppm = berat zat terlarut (mg) volume larutan (L)  

          Ppm = berat zat terlarut (mg) berat (kg) 

9. Ppb

          Ppb = berat zat terlarut (mg)  volume larutan (L)  

          Ppb = berat zat terlarut (mg) berat (kg)

 

2.4   Pembuatan larutan

Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara membuat atau pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu untuk mengetahui kepekaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaanya ataupun satuan yang di pergunakan untuk pembentukannya. Kepekaan larutan adalah molaritas, molalitas, persen berat, persen volume. Prosedur untuk menyiapkan larutan yang molaritas nya di ketahui adalah zat terlarut ditimbang secara akurat.


2.5   Pengenceran

Proses pengenceran adalah mencampurkan larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar di peroleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat di encerkan. kadang-kadang sejumlah panas di lepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat di hilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat. Panas yang dilepaskan semakin besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memerak. Jika berada di dekatknya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.

 Rumus Pengenceran

            ­1  x V2 = M2 x V2       atau      N1 x V1 = N2 x V2

 

Keterangan =   M1 = Molaritas awal larutan

                        M2 = Molaritas akhir larutan

                        V1 = Volume larutan awal

                        V2 = Volume larutan akhir

                        N1 = Normalitas awal larutan

                        N2 = Normalitas akhir larutan

 

2.6   Pencampuran

            Pencampuran merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan ke dalam bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang seragam dari beberapa konstituan baik cair-padat, padat-cair maupun cair-gas. Komponen yang jumlahnya lebih baik dan banyak di sebut fase kontinyu (kontinu) dan yang lebih sedikit dsebut fase dispersi. Dalam kimia, suatu campura adalah sebuah zat yang di buat dengan menggabungkan dua zat atau lebih yang berada tanpa reaksi yang terjadi (objek tidak menempel satu sama lain). Sementara ada perubahan fisik dalam suatu pencampuran, properti kimia suatu pencampuran seperti titik lelehnya dapat menyimpang dari komponennya. Pencampuran dapat di pisahkan menjadi komponen aslinya secara mekanis. Pencampuran dapat bersifat homogen atau heterogen.   


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1   Alat

·         Neraca analitik

·         Labu takar 100 ml

·         Gelas ukur

·         Pipet tetes

·         Pipet Ukur

·         Batang pengaduk

·         Kaca arloji

·         Corong

 

3.2   Bahan

·         NaCl

·         HCL 37%

·         Metanol 10%

·         Gula pasir

·         Aquades


 3.3   Prosedur Percobaan 

  • Pembuatan larutan NaCl   

  1. Di hitung jumlah massa NaCl (dalam garam) yang akan di gunakan dengan menggunakan rumus  molaritas
  2. Di timbang serbuk NaCl sesuai perhitungan menggunakan botol timbang dan neraca analitik
  3. Di larutkan NaCl yang sudah di timbang dengan aquades
  4. Di tuangkan NaCl yang sudah larut ke dalam labu takar
  5. Di tambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga 1/3 labu ukur
  6. Di tutup labu ukur, goyangkan labu ukur
  7. Di tambahkan lagi aquades sampai kira-kira di bawah garis tanda batas. Leher labu ukur  di keringkan dengan menggunakan kertas isap
  • Pembuatan larutan Gula

  1. Di hitung jumlah massa gula (dalam air) yang di gunakan dengan menggunakan rumus Molaritas

  2. Di hitung padatan gula sesuai perhitungan menggunakan Botol timbang dan Neraca analitik

  3. Di larutkan padatan gula yang sudah di timbang dengan aquades

  4. Di tuangkan gula yang sudah larut ke dalam takar

  5. Di tambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga 1/3 ukur

  6. Di tutup labu ukur, goyangkan labu ukur

  7. Di tambahkan lagi aquades sampai kira-kira 1 cm di bawah garis tanda batas. Leher labu ukur di keringakan dengan menggunakan kertas isap

  8. Ditambahkan lagi aquades menggunakan pipet tetes, hingga miniskus berhimpit dengan tanda batas

  9. Di tutup labu ukur dan di homogenkan larutan tersebut dengan proses homogenisasi

  10. Di beri label atau etiket

  • Pengenceran HCl 37%

  1. Di hitung molaritas dari HCl (apabila satuan konsentrasi berbeda)

  2. Di hitung volume (V1) dengan rumus

  3. Di ambil larutan HCl 37% sesuai perhitungan menggunakan pipet tetes ke dalam labu ukur

  4. Di tambahkan aquades ke dalam labu ukur hingga 1/3 labu ukur

  5. Ditutup labu ukur, goyangkan labu ukur

  6. Di tambahkan lagi aquades sampai kira-kira 1 cm di bawah garis tanda batas leher labu ukur di keringkan

  7. Di tambah lagi aquades menggunakan pipet tetes hingga tanda batas

  8. Di tutup labu ukur dan di homogenkan dengan proses homogenisasi (15 kali)

  9. Di beri label

  • Pengenceran larutan Metanol 10%

  1. Di hitung molaritas dari metanol (apabila satuan konsentrasi berbeda)

  2. Di hitung volume (V1) dengan rumus

  3. Di ambil larutan metanol 10% sesuai perhitungan menggunakan pipet gondok ke dalam labu ukur

  4. Di tambahkan aquades ke dalam labu ukur hingga 1/3 labu ukur

  5. Di tutupi labu ukur, goyangkan labu ukur

  6. Di tambahkan lagi aquades sampai kira-kira 1 cm di bawah garis tanda batas leher labu ukur di keringkan

  7. Di tambah lagi aquades menggunakan pipet tetes, hingga tanda batas

  8. Di tutupi labu ukur dan di homogenkan dengan proses homogenisasi (15 kali)

  9. Di beri label

  

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1   Hasil Pengamatan

  • ·         100 ml NaCl 0,1 M

Memperhatikan bentuk warna, warna dari larutan NaCl sebelum dan setelah proses homogenisasi tetap sama berwarna putih jernih tidak ada perubahan.

 

  • ·         Larutan Gula

Memperhatikan bentuk warna, warna dari larutan gula sebelum proses homogenisasi berwarna putih jernih, dan setelah proses homogenisasi berwarna kuning jernih.


  • ·         HCl

Memperhatikan bentuk warna, warna dari larutan HCl sebelum proses homogenisasi berwarna putih jernih, dan setelah proses homogenisasi berwarna putih keruh.

 

  • ·         Metanol

        Memperhatikan bentuk warna, warna dari larutan Metanol sebelum proses homogenisasi berwarna  putih jernih, dan setelah proses homogenisasi berwarna putih keruh.

 4.2   Hasil Perhitungan

  • 100 ml NaCl 0,1 M 

        M = gr/Mr x 1000/mr

        0,1 = gr/58,5 x 100/10

        gr = 0,1 x 58,5 / 10

        gr = 0,585 gr


  • 100 ml NaCl 100 ppm

 100 ppm = 100 mg / L

                   =  100 mg / 1000 ml

                   = 10 mg / 100 ml

                   = 0,01 gr


  • 100 ml etanol 10% (v/v)

v/v = zat terlarut / larutan x 100%

          = 10 ml / 100 ml x 100%

          = 10%                10 ml Metanol 90 ml Aquades


  • 100 ml larutan gula 12% (w/v)

w/= W Zat terlarut / 100 ml larutan x 100%

           = 12 gr / 100 ml x 100%


  • 100 ml HCl 0,1 M dari HCl 37%

Pengenceran

M1 x V1   =  M2 x V2                                      M1 x V1     =  M2 x V2

M = % x BJ X 1000 / BM                                0,1 x 1000 = 12,06 x V2

    = 37% x 1,19 x 1000 / 36,5                                                                                    

    = 12,06 M                                                    0,1 X 100 / 12,06 = V2

                                                                        0,82 ml                 = V2


4.3   Pembahasan

Larutan adalah campuran antara dua zat atau lebih suatu campuran dapat di katakan sebagai larutan apabila telah homogen sehingga tidak dapat di bedakan lagi antara pelarut dan zat terlarut. Pengenceran adalah penambahan zat terlarut sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran, dari berbagai macam bahan yang telah di pakai di praktikum ini dan menggunakan aquades. Aquades adalah air yang murni yang telah di sterilkan dengan proses penyulingan beberapa kali sehingga bebas dari racun yang berbahaya, aquades ini dapat menyerap partikel. Partikel kotor dalam air, sehingga air dapat langsung di minum bebas bakteri. Juga mencegah pencemaran air dan menjaga kualitas air tersebut.

 

BAB V

PENUTUP

5.1   Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah saya lakukan di laboratorium, dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  • Pembuatan larutan adalah kegiatan pencampuran zat terlarut dengan zat pelarutnya

  • Pengenceran di lakukan untuk membuat larutan standar

  • Molaritas adalah kepekaan suatu larutan

  • Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat

  • Pengenceran larutan menggunakan aquades

  • Pembuatan larutan harus di lakukan pencampuran bahan-bahan dan menggunakan aquades

  • Menentukan konsentrasi sebuah larutan dapat di lakukan dengan membandingkan volume konsentrasi dan normalitas sebelum dan sesudah di larutkan

  • Teknik pengenceran larutan yang benar adalah mencampur larutan dengan bahan pelarut murni agar di peroleh volume konsentrasi yang lebih rendah


DAFTAR PUSTAKA

GOLDSBY, KENNETH. 2013. General Chemistry The Essenstial concepts seventh : Mcgraw-Hill Higher Education

Chang, Raymond. 2004. Physical Chemistry for the Biosciences : University Science Books

Komentar